Sabtu, 09 Oktober 2010

Komitmen Organisasi

Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komimen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.

Menurut L. Mathis-John H. Jackson, komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.

Menurut Griffin, komitmen organisasi (organisational commitment) adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.

Menurut Fred Luthan, komitmen organisasi didefinisikan sebagai :

  1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;
  2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
  3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan

Menurut Allen dan Meyer, ada tiga Dimensi komitment organisasi adalah :

  1. Komitmen afektif (affective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi,
  2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,
  3. Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

Dessler memberikan pedoman khusus untuk mengimplementasikan sistem manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah dan meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan :

  1. Berkomitmen pada nilai manusia: Membuat aturan tertulis, memperkerjakan menejer yang baik dan tepat, dan mempertahankan komunikasi.
  2. Memperjelas dan mengkomukasikan misi Anda: Memperjelas misi dan ideologi; berkharisma; menggunakan praktik perekrutan berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan; membentujk tradisi,
  3. Menjamin keadilan organisasi: Memiliki prosedur penyampaian keluhan yang koprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif,
  4. Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas berdasarkan nilai; keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja tim, berkumpul bersama,
  5. Mendukung perkembangan karyawan: Melakukan aktualisasi; memberikan pekerjaan menantang pada tahun pertama; memajukan dan memberdayakan; mempromosikan dari dalam; menyediakan aktivitas perkembangan; menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
Dimensi Komitmen Dalam Berorganisasi
Meyer dan Allen (1991) merumuskan tiga dimensi komitmen dalam berorganisasi, yaitu: affective, continuance, dan normative. Ketiga hal ini lebih tepat dinyatakan sebagai komponen atau dimensi dari komitmen berorganisasi, daripada jenis-jenis komitmen berorganisasi. Hal ini disebabkan hubungan anggota organisasi dengan organisasi mencerminkan perbedaan derajat ketiga dimensi tersebut.

Affective commitment
Affective commitment berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu (Allen & Meyer, 1997).

Continuance commitment
Continuance commitment berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut (Allen & Meyer, 1997).

Normative commitment
Normative commitment menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut (Allen & Meyer, 1997).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Komitmen_organisasi

Jumat, 08 Oktober 2010

Computer

Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti. Sistem ini kemudian dapat digunakan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan secara otomatis, berdasar urutan instruksi ataupun program yang diberikan kepadanya.

Definisi yang ada memberi makna bahwa komputer memiliki lebih dari satu bagian yang saling bekerja sama, dan bagian-bagain itu baru bisa bekerja kalau ada aliran listrik yang mengalir didalamnya. Istilah mengenai sekelompok mesin, ataupun istilah mengenai jutaan komponen kemudian dikenal sebagai hardware komputer atau perangkat keras komputer.

Hardware komputer juga dapat diartikan sebagai peralatan pisik dari komputer itu sendiri. Peralatan yang secara pisik dapat dilihat, dipegang, ataupun dipindahkan.

Dalam hal ini, komputer tidak mungkin bisa bekerja tanpa adanya program yang telah dimasukkan kedalamnya. Program ini bisa berupa suatu prosedur peng-operasian dari komputer itu sendiri ataupun pelbagai prosedur dalam hal pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan program-program inilah yang kemudian disebut sebagai software komputer atau perangkat lunak komputer.

Dalam arti yang paling luas, software komputer bisa diartikan sebagai suatu prosedur pengoperasian. Suatu acara yang ditayangkan oleh TVRI, dapat dianggap sebagai software dari suatu peralatan televisi. Demikian pula halnya dengan musik yang telah direkam diatas kaset, data diatas kertas, serta cerita ataupun uraian yang ada didalam sebuah buku.

Secara prinsip, komputer hanyalah merupakan sebuah alat; Alat yang bisa digunakan untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk bisa bekerja, alat tersebut memerlukan adanya program dan manusia. Pengertian manusia kemudian dikenal dengan istilah brainware (perangkat manusia).

Konsep hardware - software - brainware adalah merupakan konsep tri-tunggal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Untuk tahap pertama, manusia harus memasukkan program terlebih dahulu kedalam komputer. Setelah Setelah program tersimpan didalam komputer, maka komputer baru bisa bekerja untuk membantu manusia dalam menyelesaikan persoalan ataupun pekerjaannya.


Dari Generasi Ke-Generasi

Generasi pertama dari komputer, ditandai dengan diketemukannya tabung hampa udara sebagai alat penguat sinyal. Generasi ini kemudian diganti dengan generasi transistor, dan akhirnya timbul generasi ketiga dengan munculnya IC-Chip. Kini banyak diperdebatkan, apakah Microprocessor yang merupakan pengembangan dan peningkatan kemampuan dari IC-Chip bisa dikatakan sebagai pelopor generasi ke-empat, ataukah masih tetap pada generasi ketiga.

Alasan yang mendukung adalah, kemampuan dari Microprocessor jauh diatas IC-Chip, sedang alasan yang menolak pendapat tersebut mengatakan, bahwa konsep dasar Microprocessor masih sama dan itu hanya merupakan peningkatan dari kemampuan dari IC-Chip belaka. Dengan demikian, pada saat ini ada yang berpendapat bahwa kita sudah memasuki komputer generasi ke-empat dan bahkan kelima, tetapi ada juga yang masih berpendapat bahwa kita belum beranjak dari generasi ketiga.


a. Generasi Pertama.

Tabung hampa udara sebagai penguat sinyal, merupakan ciri khas komputer generasi pertama. Pada awalnya, tabung hampa udara (vacum-tube) digunakan sebagai komponen penguat sinyal. Bahan bakunya terdiri dari kaca, sehingga banyak memiliki kelemahan, seperti: mudah pecah, dan mudah menyalurkan panas. Panas ini perlu dinetralisir oleh komponen lain yang berfungsi sebagai pendingin.

Dan dengan adanya komponen tambahan, akhirnya komputer yang ada menjadi besar, berat dan mahal. Pada tahun 1946, komputer elektronik didunia yang pertama yakni ENIAC sesai dibuat. Pada komputer tersebut terdapat 18.800 tabung hampa udara dan berbobot 30 ton. begitu besar ukurannya, sampai-sampai memerlukan suatu ruangan kelas tersendiri.

Dan dengan adanya komponen tambahan, akhirnya komputer yang ada menjadi besar, berat dan mahal. Pada tahun 1946, komputer elektronik didunia yang pertama yakni ENIAC sesai dibuat. Pada komputer tersebut terdapat 18.800 tabung hampa udara dan berbobot 30 ton. begitu besar ukurannya, sampai-sampai memerlukan suatu ruangan kelas tersendiri.

b. Generasi Kedua.

Transistor merupakan ciri khas komputer generasi kedua. Bahan bakunya terdiri atas tiga lapis, yaitu: "basic", "collector" dan "emmiter". Transistor merupakan singkatan dari Transfer Resistor, yang berarti dengan mempengaruhi daya tahan antara dua dari tiga lapisan, maka daya (resistor) yang ada pada lapisan berikutnya dapat pula dipengaruhi. Dengan demikian, fungsi transistor adalah sebagai penguat sinyal. Sebagai komponen padat, tansistor mempunyai banyak keunggulan seperti misalnya: tidak mudah pecah, tidak menyalurkan panas. dan dengan demikian, komputer yang ada menjadi lebih kecil dan lebih murah.

Beberapa contoh komputer generasi kedua adalah: IBM Serie 1400, NCR Serie 304, MARK IV dan Honeywell Model 800. Pada gambar nampak sebuah papan rangkaian yang menggunakan transistor dan digunakan oleh Komputer MARK IV ditahun 1957 yang merupakan komputer pertama yang diproduksi di- Jepang.

Pada tahun 1960-an, komputer komersial yang memanfaatkan transistor dan digunakan secara luas mulai beredar dipasaran. Komputer IBM- 7090 buatan Amerika Serikat merupakan salah satu komputer komersial yang memanfaatkan transistor.

c. Generasi Ketiga

Konsep semakin kecil dan semakin murah dari transistor, akhirnya memacu orang untuk terus melakukan pelbagai penelitian. Ribuan transistor akhirnya berhasil digabung dalam satu bentuk yang sangat kecil. Secuil silicium yag mempunyai ukuran beberapa milimeter berhasil diciptakan, dan inilah yang disebut sebagai Integrated Circuit atau IC-Chip yang merupakan ciri khas komputer generasi ketiga. Contoh komputer generasi ini adalah: Apple Computer dan TRS Model 80 dan IBM S/360.


Pada gambar disebelah nampak, komputer IBM S/360 yang menggunakan komponen IC. Dinamakan IBM S/360 karena mampu melakukan operasi satu lingkaran penuh (360 derajat) yang maksudnya mampu melakukan proses yang dibutuhkan oleh aplikasi bisnis maupun teknik.


d. Generasi Keempat

Pada generasi ini ditandai dengan munculnya: LSI (Large Scale Integration) yang merupakan pemadatan ribuan IC kedalam sebuah Chip. Istilah chip digunakan untuk menunjukkan suatu lempengan persegi empat yang memuat rangkaian-rangkaian terpadu (integreted circuits). LSI kemudian dikembangakan dalam VLSI (Very Large Scale Integration).

Perkembangan berikutnya juga ditandai dengan munculnya microprocessor dan semi conductor. Perusahaan-perusahaan yang membuat micro-processor diantaranya adalah: Intel Corporation, Motorola, Zilog dan lainnya lagi. Dipasaran bisa kita lihat adanya microprocessor dari Intel dengan model 4004, 8088, 80286, 80386, 80486, 80586 yang lebih dikenal dengan nama: Pentium dan lainnya lagi. Sedang pabrik Motorola mengeluarkan model 6502, 6800 dan lainnya.


Referensi : http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/intro1-cad.html

Senin, 04 Oktober 2010

Kekuatan Cinta Sejati ( The Power Of True Love )


Cinta tidak dapat didefinisikan dengan kata – kata. Manusia hanya bisa memahami dengan mengalami dan merasakannya. Merasakan kekuatannya yang maha dahsyat. Kekuatan yang mampu membuka yang tertutup, mengubah gelap menjadi terang, duka menjadi suka, sedih menjadi senang dan sengsara menjadi bahagia. Saya sungguh terkesan dengan beberapa kisah yang menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan cinta. Baik itu cinta seseorang kepada pekerjaannya, kepada kotanya, kepada pasangannya, kepada keluarganya, kepada sesama manusia yang muaranya adalah satu; Cinta kepada Tuhan. Saya coba merangkum dari beberapa sumber :
- Di Jepang, ada kisah seekor kadal yang tak bisa kemana – mana selama lebih dari 10 tahun. Dia terperangkap di sebuah ruang kosong diantara dinding karena salah satu kakinya tertusuk paku yang menancap saat rumah itu dibuat. Dia tetap hidup karena si kadal lain, pasangannya, dengan kekuatan cintanya selalu datang tiap hari untuk membawakan makanan. Akhirnya ada manusia yang menemukannya saat mau merenovasi rumah dan melepaskan kadal tersebut.
- Kisah Pak Sariban, yang begitu mencintai kota Bandung sehingga setiap pagi rela bersepeda mengelilingi kota, membersihkan sampah dan mencabuti paku – paku di pohon. Meski banyak yang mencibir dan mengolok-olok sebagai orang kurang waras, kekuatan cinta tidak membuat beliau surut.
- Anda mengenal David Lloyd George, salah seorang perdana menteri Inggris tahun 1916 - 1922? Saat beliau masih bayi, Ibunya rela mengorbankan nyawa demi dirinya. Mereka terperangkap di tengah badai salju di Wales, pada akhir tahun 1863. Sang Ibu menanggalkan baju mantel untuk membungkus si bayi agar tidak kedinginan. Kemudian dengan badannya, dia melindungi si bayi dari serangan salju sehingga saat badai berlalu, si bayi selamat meski sang ibu tewas kaku kedinginan.
- Kisah Bethania Eden, yang memilih tetap menikahi kekasihnya yang selamat dari kecelakaan pesawat sekalipun mengalami luka bakar yang serius. Meski secara fisik wajah kekasihnya berubah menjadi menakutkan, ngga ada kuping, ngga punya kelopak mata, cuping hidung tinggal sebelah. Toh kekuatan cinta mampu membuka mata hati mbak Bethania untuk tetap memegang komitmen untuk menikah.
- Kekuatan cinta seorang bapak dari Ronny Pattinasarani, mantan bintang sepakbola nasional, yang rela mengorbankan segalanya, harta, waktu bahkan pekerjaan demi mengentaskan dua anaknya dari kecanduan narkoba.
- Siapa yang tidak mengenal Bunda Teresha. Cintanya kepada Tuhan diwujudkan secara horizontal dengan menolong umat manusia yang menderita di Calcutta. Ketika ada yang pesimis karena tidak tersedianya peralatan medis yang memadai, beliau berkata,” Saya akan merawat mereka dengan cinta kasih.”
Masih banyak lagi kisah - kisah tentang dahsyatnya kekuatan cinta sejati. Cinta yang murni, tidak terkotori oleh ego, ambisi, pandangan sempit dan kepentingan pribadi. Cinta yang mampu menggugah hati, menuntun langkah, menggerakkan tangan untuk melakukan sesuatu dengan tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan balasan. Anda tentunya pernah mengalami juga bukan? Berbagilah!
Saya bermimpi para pemegang kekuasaan di negeri ini mau membuat kebijakan berdasarkan cinta sejati kepada rakyat, bukan ‘cinta semu’ kepada harta, jabatan dan kepentingan politik. Mungkin negeri ini bisa lebih Toto tentrem Kerto Raharjo. Bukan seperti sekarang ini, dimana sudah 62 tahun (mengaku) merdeka namun rakyat masih menjerit akibat kenaikan harga bahan pokok seperti terigu dan kedelai.

Referensi : http://angkringan.or.id/page.php?id=798

Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.